Martabak mini, tak pernah bosan Yodha bawa bekal ini. Kadang sore, cemilan pun minta Martabak mini. aku sich santai aja..bikin tiap hari pun oke..hihi. Karena ada Tepung Martabak jualanku yang praktis, tinggal tambah telur dan air, diamkan sebentar, panggang ..jadi dech. Bikin bekal untuk Yodha jadi nggak pernah terburu-buru.
Google Ad
Thursday, March 9, 2017
Tuesday, March 7, 2017
Kue Cucur Gula Merah
Kue Cucur, kue tradisional Jawa yang sangat unik, karena tekture dan rasanya itu unik. Kue Cucur ini, walau di buat dari bahan-bahan sederhana, tapi jika tehnik pembuatannya tepat akan menghasilkan Kue yang berserat cantik. Rasanya juga unik..agak chewy..atau sedikit alot ya jika versi pasar. Apalagi jika Kue nya di goreng agak kering dan lama, tekturenya jadi agak liat dan keras, khas banget, tapi justru itu enaknya hihi. Tapi ada juga jenis Kue Cucur yang empuk, itu bisa kita buat dengan cara menggorengnya jangan terlalu lama, cukup hingga semua bagian adonan matang. Sesuai selera saja sich.
Yodha suka Kue Cucur. Pertama makan dia di pasar Babadan..pas weekend pagi-pagi ke sana belanja ada yang jual Kue Cucur, Yodha mencoba kok suka. Sejak saat itu jika ketemu cucur, dia minta beli. Tapi ternyata favorit Yodha tetap kue Cucur di pasar Babadan yang agak alot dan keras, dia malah suka..hihi. Waktu beli di pasar dekat rumah ada yang jual kue Cucur lembek dan empuk, dia malah kurang suka.
Sering Yodha minta di buatin Kue cucur, tapi aku kadang nggak sempat aja. Sampai kemaren beberapa kali request, jadinya aku sempatin buat juga. Kue Cucur, jaman kecil sering lihat Ibu di Yogya buat, tapi lupa takarannya. Akhirnya tanya Ibuku, nah..ibuku tipe ibu ala Jawa yang jika bikin kue tanpa takaran..hihi. Jadinya cuma bilang, kalau Tepung beras seperempat di kasih Tepung Terigu sedikit biar agak empuk. Air secukupnya, gula secukupnya..pokoknya adonan tidak terlalu encer juga tidak terlalu kental..hahah. Bingung kan..!
Akhirnya aku coba-coba saja berbekal pentunjuk ibuku...dan kebetulan kok kemaren nggak punya gula merah, jadi aku pakai gula merah cair. Aku encerkan saja gula merah cairnya, lalu aku rebus hingga mendidih bersama daun pandan dan garam. Selanjut aku buat adonan, sedikit demi sedikit hingga kekentalan menurutku udah mengalir pas, aku hentikan pemakaian cairan gula. Karena memakai Gula cair yang pekat warnanya kehitaman, jadinya hasil Kue Cucurku cantik kecoklatan, tapi sedikit kurang manis menurut Yodha. Tapi menurut suamiku udah pas, malah nggak mblenger manisnya.
Jadi, karena nggak semua teman-teman ada stok Gula Merah cair, jadinya aku tulis tetap pakai gula biasa ya, jadi takaran air 450 ml, dan gula merah serut sekitar 150 gram di buat sirup gula dulu bersama garam dan pandan. Nanti cairan gulanya di tuang sedikit demi sedikit ya hingga jadi adonan kue Cucur yang tidak kental, namun juga tidak cair. Untuk yang suka manis lebih takaran gula bisa di tambah kok.
Kue Cucur :
Bahan Kering :
- 250 gram tepung beras
- 50 gram tepung terigu protein sedang
- Bahan Sirup Gula :
- 450 air
- 150 gram Gula Merah yang gelap, sisir halus ( sesuai selera saja ya manisnya )
- 1/2 sendok teh garam
- 1 lembar daun pandan
Didihkan bahan Sirup gula merah dengan api sedang, biarkan hingga suam kuku.
Tuang sirup gula sedikit demi sedikit ke dalam campuran tepung sambil di keplok-keplok agar adonan bersarang. Keplok-keplok adonan sekitar 15 hingga 20 menit ya, agar adonan bersarang cantik.
Diamkan 1 jam atau langsung goreng juga bisa.
Panaskan minyak sedikit saja.
Goreng Kue cucur hingga seluruh adonan di bagian atas matang dan berubah warna, baru di balik sebentar saja dan goreng sebentar lagi hingga matang.
Tips :
Waktu menggoreng, paling bagus memakai wajan besi atau wajan anti lengket yang agak tebal, agar kue matang sempurna dan tidak cepat gosong duluan sebelum semua bagian matang
Panaskan wajan di api sedang hingga benar-benar panas, baru masukkan adonan, agar langsung bersarang cantik.
Minyak untuk menggoreng jangan terlalu banyak, cukup 2 sendok makan tiap kali goreng satu Cucur, jadi kuenya akan menyarang cantik.
Tusuk tengah kue Cucur dengan lidi / tusuk sate waktu menggoreng agar bagian adonan yang belum matang biasa mengalir ke bagian dalam. Tapi kemaren aku lagi nggak punya Lidi, jadi aku diamkan saja, tetap matang semua dan mengalir kok adonannya.
Cara Membuat Es Goyang
Waktu kemaren kita kulineran ke Kampung Semawis, aku nemu es Goyang..es jadul yang di buat langsung di gerobak dengan cara di goyang-goyang. Rasanya memang enak..unik dan fresh, karena di buat dadakan, bukan dari freezer. Rasa es Goyang itu legit..lembut dan lumer di mulut. Ah..pokoknya enak. Yodha juga suka..katanya lebih enak dari es krim..hihi.
Apam Balik
Apam Balik..adalah jajanan khas malaysia, biasa di jual di pasar malam gitu dari yang aku baca, atau di pinggir jalan seperti di Indonesia mungkin ya. Sepintas mirip sama martabak manis. Tapi beda rasanya. Lebih mirip pancake lipat menurutku. Kalau martabak manis kan ada tekture serat yang banyak, kalau Apam Balik ini tekturenya lembut empuk, seperti pancake, namun karena di isi kacang, jadi lebih enak dan lebih tradisional rasanya. Beragam resep Apam Balik sudah aku coba, karena penasaran banyak versi, ada yang pakai ragi instan, ada yang tidak pakai. Ada yang langsung di panggang, ada pula yang di diamkan dulu semalaman.
Monday, March 6, 2017
Kangkung Rebus Brambang Asem
Selamat hari Senin lagi teman-teman...:) Selamat beraktifitas kembali ya....
Jika sabtu Minggu kita suka kulineran mencoba aneka menu baru atau yang di unik di luar...week day...waktunya kembali ke menu-menu harian ala rumahan ya..tentu jika bisa lebih sehat. Nah..salah satu menu sehat favoritku ini nich..sayuran rebus, sambel Brambang Asem. Cara membuatnya mudah..dan rasanya enak..!
Sentra Kuliner Kampung Semawis yang Makin Meriah Di Semarang
Jika jalan-jalan ke Semarang, jangan lupa mampir ke sentra kuliner malam di daerah Pecinan ya teman-teman, tepatnya ada di dekat daerah Kranggan Pecinan, dekat sama Gang Baru juga. Namanya Warung Semawis. Jadi sentra kuliner ini paling ramai sich jika weekend, banya penjual makanan unik, baik tradisional maupun modern. Ada yang khas Semarang seperti Jamu Jun yang unik dengan belasan rempah, namun berbentuk bubur manis, ada Es Gempol, Es Conglik, yang terkenal dengan Es Puter Duren nya. Mau makan besar seperti Gudeg Koyor, Soto, dll juga ada. Tak ketinggalan aneka kuliner kekinian khas anak mudah seperti Ayam Goreng ala Taiwan, Churos, Hotteok, dll komplet ada di Semawis.
Jika kita jeli, kita juga bisa menemukan yang unik-unik seperti Es Goyang, es Gempol, dll di sepanjang Warung Semawis yang para penjualnya berjejer di kanan kiri gang. Aku udah sering banget ke Semwais, namun pas malam Minggu kemaren, cuaca cerah benar-benar sampai berjubel, ramai sekali. Wisatawan berbaur dengan warga lokal Semarang...sampai susah jalan hihi. Aku sampai nggak konsentrasi mau motret, karena harus megangin Yodha terus, takut dia usil lihat-lihat ke sana kemari. Mau beli makanan pun antri atau udah nggak ada tempat duduk lagi. Jadi jika datang weekend, tinggal pilih..mau menikmati karamaian dan sensasi antri makanan, datang agak maleman jam 7 ke atas, jika mau nyaman masih sepi, datang pas Magrib tuch..tapi masih lengang karena banyak yang baru buka..hihi. Aku udah coba semua, datang sore atau malam..datang pas hujan,..pas sepi...tetap asyik-asyik aja jika kita mah.
Jika weekend nggak ada tujuan jalan, pasti kita mampir Semawis buat sekedar cari cemilan buat Yodha..atau minum Jamu Jun untukku...hihi. Seru aja melihat suasana daerah Pecinan yang ramai, beda sama daerah tempat tinggalku di Semarang atas. Kalau di Pecinan ini, kita bisa melihat kehidupan serasa tempo dulu, baik bangunan atau orang-orangnya banyak orang tua yang duduk-duduk di depan rumah sambil menikmati lalu lalang, ada juga orang-orang tua yang bernyayi karaokean di jalanan di daerah Semawis itu, Pokoknya beda aja suasananya. Serasa di luar negeri jika lihat acara Taste with Jason tuch lho teman-teman, yang sering mengulas daerah Pecinan. Wah..harusnya Jason kalau ke Indonesia, mampir ke Semarang mengulas Kampung Semawis, pasti seru...hihi.
Untuk rasa makanan yang di jual di sana, rata-rata enak dan pilihan. Namun untuk harga juga lumayan. jadi silahkan pilih-pilih yang sesuai selera dan kantong ya teman-teman..hihi. Untuk Gudeg komplit misalnya harga 20 ribu satu porsi. Untuk Cumi bakar, 35 ribu isi 2 ekor. Untuk Kue churos, Hotteok misalnya 15 ribu an, dll. Silahkan di coba saja ya teman-teman..nggak rugi kok jalan-jalan ke sana, menikamti suasana daerah Pecina sambil mencicipi aneka kuliner uniknya.
Saturday, March 4, 2017
Kue Lapis Mini
Lagi kangen makan kue lapis, tapi paling males itu motongnya..suka nggak bisa seragam jika adonan pakai Tepung tapioka. Aku suka Kue lapis yang pakai campuran tepung tapiokanya..karena ada sedikit tekture kenyal lembut...di banding yang hanya pakai Tepung beras. Dari berbagai komposisi aneka Tepung untuk Kue Lapis yang sudah aku coba, yang aku rasa sudah pas adalah resepku yang ini. Rasanya lembut, tapi ada sensasi sedikit kenyal. Kue lapis ini berbeda dari lapis Pepe ya. Kalau Lapis Pepe lebih banyak takaran Tapiokanya dan rasanya lebih kenyal.
Thursday, March 2, 2017
Sate Kere Versi Pedas
Kemaren waktu ke Solo, akhirnya sempat mencoba Sate Kere Yu Rebi di daerah Sriwedari. Aku suka Sate Kere...karena pada dasarnya memang suka yang namanya Tempe Gembus..hihi. Tapi lebih suka lagi Sate Kere Yu Rebi, karena walau namanya Sate Kere, tapi ada dagingnya juga...hahah. Bukan hanya daging, ada berbagai macam Sate Jerohan juga...jadi Yodha suka waktu makan di sana. Jadi..apakah tetap Sate Kere namanya ?..Entahlan..yang jelas nama Warungnya tetap di tulis Sate Kere Yu Rebi...walau harganya juga nggak murah..hihi.
Pindang Kudus Tanpa Daging
Setiap hari masak berbeda, banyak stok resep yang harus di posting, tapi benar-benar waktunya yang nggak cukup dengan berbagai kerjaan setiap hari, jadi sehari hanya bisa posting satu resep. Jadi sabar ya buat teman-teman yang request atau nungguin resep ini, itu..aku posting satu per satu ya..hihi. Pokoknya yang aku coba dan enak rasanya, pasti aku posting di sini. Nah..kali ini aku mau posting menu enak, tapi ekonomis yaitu Pindang Kudus, tapi nggak pakai Daging Sapi, tapi pakai Ayam dan Telur. Enak juga kok rasanya. Aku buat nggak sengaja, karena kemaren bikin Pindang Kudus Ayam, kuahnya masih banyak, terus aku masukin Telur rebus, dan di masak hingga agak kental..hemmm...enak juga ternyata. Jadi jika mau masak Pindang versi hemat..ini alternatifnyaa ya teman-teman..hihi.
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)